Berdampak Psikologis, Video TikTok Siswa Injak Rapor Diminta Tak Disebar

Berdampak Psikologis, Video TikTok Siswa Injak Rapor Diminta Tak Disebar

MATARAM - Lima siswi SMP di NTB pembuat video TikTok injak rapor telah menghapus video viral mereka.


Namun kini video itu bermunculan kembali di sejumlah media baik lokal maupun nasional dan ramai diunggah para YouTuber tanpa mengaburkan wajah dan nama anak-anak tersebut.


Ketua Relawan Sahabat Anak, Joko Jumadi, sangat menyayangkan hal itu.


Menurut Joko semestinya video yang menampilkan wajah dan nama anak-anak itu tidak diunggah, hal itu bertentangan dengan Undang Undang Nomor 35/2014 tentang Perlindungan Anak.


"Meskipun tak ada sanksi pidana dalam memberitakan atau menayangkan video anak-anak tersebut, namun secara etika mereka harus mendapatkan izin dari anak dan orangtuanya," kata Joko di Mataram, Jumat (25/12/2020). 


"Saya berharap media atau YouTuber yang menayangkan wajah atau menunjukkan identitas anak anak ini harus segera menghapusnya."


Dampak psikologis ke anak

Joko mengatakan penayangan video tersebut akan berdampak pada psikologis anak, meskipun mereka sudah diterima kembali oleh sekolahnya di SMPN 1 Suela, Lombok Timur.


"Kita khawatir mereka nanti trauma, malu dan takut di-bully. Ini yang mestinya kita jaga. Kami lega ada media yang setelah mendapat laporan dan saran langsung menghapus video tersebut, seperti Radar Lombok. Itu tindakan yang sangat ramah anak, patut diapresiasi," kata Joko.


Jika masih ada YouTuber atau media lokal maupun nasional yang masih menayangkan videonya secara jelas, memperlihatkan wajah anak anak tersebut, nama anak-anak tersebut Joko menyarankan segera mengedit atau menghapusnya.


Keluarga khawatir, anak malu dan menyesal

Baini (23) salah seorang keluarga dari kelima anak anak korban tik tok itu berharap videonya tidak tersebar.


"Keponakan saya Fa sangat terpukul, dia menyesal tapi sekaligus malu dan takut kembali kesekolah karena melihat video tak terpuji mereka kembali beredar luas di media sosial, " kata Baini.


Menutnya video itu sudah dihapus setelah dipersoalkan para guru, namun belakangan kembali beredar di media sosial.


Keluarga berharap pihak sekolah turit melindungi siswanya, dan meminta pada para youtuber maupun media lokal maupun nasional yang mengunggah video kelima siswa itu dikaburkan, atau jika perlu dihapus.


 


Peran guru BK agar 5 siswa tak di-bully saat masuk sekolah

Terkait kasus ini Baini dan sejumlah orang tua kelima siswa yang tersandung gara-gara TikTok injak rapor, bergarap Guru BK (Bimbingan Konseling) di sekolah aktif memberikan bimbingannya, ketika kelima anak anak itu masuk sekolah nanti.


"Kita kan takutnya anak anak ini di-bully, dipermalukan kawan-kawannya di sekolah nanti, kami berharap Guru BK mendampingi dan membina mereka, " katanya.


Ketua Relawan Anak, Joko Jumadi juga menekankan bahwa bimbingan terhadap kelima anak anak tersebut harus dilakukan maksimal.


"Tim kami juga sudah turun ke lokasi, memberi semangat pada anak-anak tersebut, agar mereka merasa nyaman dan tidak khawatir jika masuk sekolah nanti, " kata Joko.


Kasus Lima siswa tersandung TikTok injak rapor ini, sempat dimediasi juga oleh Ombudsman perwakilan NTB, yang mendatangi Dinas Pendidikan Lombok Timur dan SMPN 1 Suela.


Sebelumnya pihak sekolah mengeluarkan mereka, namun kemudian membatalkan mengeluarkan kelimanya dari sekolah, pada Selasa (22/12/2020).


[Source: Kompas]

Share this:

Disqus Comments